Cashflow is King “Studi kasus : bisnis distribusi garmen”

12.9.09 0 comments

Saat ini umat muslim segera akan merayakan hari raya Idul Fitri. Dari sisi bisnis, momen ini adalah saatnya panen bagi pengusaha garmen, khususnya pedagang busana muslim. Hal serupa juga dialami oleh salah satu unit bisnis Adila Group, yaitu distributor busana muslim dannis collections. Untuk tahun ini Insya Allah diperkirakan omset akan mengalami kenaikan lebih dari 20% jika dibandingkan tahun lalu.

Akan tetapi ketika melakukan sharing dengan beberapa rekan yang juga berbisnis garmen, tahun ini terasa lebih berat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini dilalui dengan biasa saja dan malah tidak ada peningkatan yang signifikan. Akhirnya diketahui bahwa ternyata permasalahannya adalah memprediksi stok yang harus miliki, sehingga pada saat mendekati lebaran, stok yang ada tidak cukup memadai.

Bisnis garmen, khususnya busana muslim sendiri memiliki tren yang cukup unik. Januari - April adalah masa kritis, dimana disatu sisi pebisnis harus menambah stok mereka, tapi di sisi lain omset penjualan pada periode ini merupakan titik terendah sepanjang tahun. Mei - September adalah masa panen, kerena periode lebaran. Oktober - Desember adalah masa rekonsiliasi, dimana pada periode ini adalah saat mengatur nafas untuk menghadapi masa kritis dan masa panen tahun depan.

Sebenarnya kuncinya adalah di pengaturan cashflow. Saya sendiri telah mengalaminya. Pada awal saya memulai bisnis ini, sepertinya modal berapapun yang dimiliki selalu saja tidak cukup. Hal ini disebabkan karena tidak adanya planning kapan saatnya bayar utang dan kapan saatnya menagih piutang.

Hal ini berlangsung sampai 2 tahun, sampai akhirnya tim kami memutuskan untuk membuat KPI (Key Performance Indicator) yang mengukur umur utang dan piutang. Untuk umur utang sebenarnya tidak terlalu sulit, karena pembayaran biasanya dilakukan 1 bulan setelah pengiriman barang. Sementara itu untuk umur piutang, dibagi menjadi 4 kategori yaitu 0-1 bln, 1-2 bln, 2-3 bln dan >3 bln. Umur piutang inilah yang dikontrol tiap minggu

Fungsi dari KPi ini kemudian link-kan ke performa agen. Jadi setiap saat dapat diketahui tingkat kelancaran kolektivitas piutang per agen yang saat ini dimiliki. Informasi inilah yang nantinya akan dijadikan input dalam pengambilan keputusan berapa piutang maksimal yang bisa diberikan. Hasilnya ternyata luar biasa, dengan modal yang relatif sama, perusahaan mampu meningkatkan omset hampir mencapai 100%.

NB1 : Tahun ini kami lalui dengan happy problem lagi. Untuk itu mohon maaf kepada mitra agen dannis collections yang beberapa minggu terakhir pesanannya tidak dapat dilayani karena keterbatasan stok yang kami miliki.

NB2 : Contoh - contoh KPI dapat dilihat disini. Disana juga dijelaskan mengenai fungsi masing - masing dari KPI

Makhluk unik yang bernama "passion"

1 comments

Siang tadi saya ngobrol via YM dengan salah satu member TDA yang saat ini berdomisili di Jogja. kebetulan rekan saya ini juga memiliki bisnis yang mirip dengan salah satu unit bisnis Adila group, yaitu Virto. Dari pembicaraan kita, saya akhirnya tahu bahwa bisnis itu peninggalan dari orang tuanya dan beliau merasa berkewajiban untuk melanjutkannya. Akan tetapi di perjalanannya, bisnis tersebut belum mampu melesat seperti harapannya.

Kemudian saya ceritakan dengan latar belakang Virto didirikan. Sebenarnya alasannya cukup simpel, yaitu saya ingin memiliki kantor yang cukup layak untuk dikunjungi oleh kolega bisnis saya, dan sekaligus tempat yang layak untuk mengadakan pertemuan rutin tim saya. Berangkat dari situlah Virto dibuat. Dan ternyata dalam proses realisasinya, saya melihat bahwa kebutuhan akan kantor representatif ini sangat besar, terutama untuk kalangan UKM. Dari situlah saya menggali lagi info tentang konsep virtual office, serviced office beserta layanan pendukungnya. Dan muncullah AHA....kenapa tidak dikomersilkan saja sehingga saya dapat memiliki kantor tanpa harus mengeluarkan biaya operasionalnya. Dari situlah semuanya mengalir, dan sebenarnya masih banyak lagi ide yang menunggu untuk direalisasikan.

Kembali ke pembicaraan saya dengan rekan saya ini, dari pembicaraan kami akhirnya berujung pada satu titik, yaitu passion. Ternyata kewajiban untuk meneruskan bisnis tersebut belum diimbangi dengan passionnya, jadi belum dapat feelingnya. Padahal passion ini menurut saya sangatlah penting.
  1. Passion dapat membuat ide - ide segar dalam bisnis bermunculan.
  2. Passion yang senantiasa me recharge semangat kita walaupun perjalanan bisnis kita belum sesuai harapan.
  3. Passion akan membuat kita sebagai influencer, sehingga mampu menarik minat pelanggan tanpa harus melakukan hard sellling.

Apalagi dengan perkembangan social media saat ini, dimana setiap orang sangat mudah untuk berhubungan satu sama lainnya, passion meruupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam mempengaruhi opini orang lain. Ada banyak contoh nyata, mulai dari Oprah Winfrey, Tony Heish (Zappos) sampai Richard Branson (Virgin). mereka adalah orang - orang yang sangat passionate dalam mengelola bisnis mereka dan terbukti bahwa bisnis mereka saat ini semakin menggurita.

Passion ini jugalah yang akhirnya membuat saya terjun menggeluti dunia entrepreneurship, walaupun saat ini masih banyak hal yang harus saya pelajari. Passion juga yang membuat saya terus bangkit walaupun diterpa badai berkali - kali (saya sudah lebih 10 kali mengalami kegagalan dalam mengelola bisnis). Dan menariknya, passion itu bukanlah sesuatu yang harus dimiliki dari awal. Passion itu ternyata dapat kita ciptakan dan bentuk sesuai keinginan kita.

Intresting isn't it?