Visi, ikhtiar dan ikhlas

7.8.10 1 comments
Kejadian yang berlangsung pada saat shalat jum'at di mesjid Al ihsan, daerah Dempo, Jakarta. Saat itu jamaah menyesaki masjid yang ukurannya tidak seberapa besar. Alih-alih mendapatkan shaf,akhirnya saya harus puas untuk duduk di salah satu anak tangga masjid tersebut. Sambil mendengarkan khotib ceramah, pandangan saya menyusuri seluruh ruangan di dalam masjid tersebut untuk mencari shaf yang masing memungkinkan untuk saya tempati.
Jamaah semakin padat menyesaki masjid tersebut. Tiba- tiba pandangan saya berhenti di satu titik shaf bagian tengah. "Hmm....sepertinya itu tempat yang saya inginkan", itulah yang namanya VISI.
Kemudian saatnya menyusun strategi jalan mana yang akan saya tempuh untuk mencapai posisi itu. Jalan yang paling sedikit hambatannya, sehingga mempercepat langkah saya untuk sampai ke tujuan. Yupp....saya harus berkompetisi dengan ratusan jamaah lain yang juga harus antri untuk mendapatkan shafnya........itu namanya IKHTIAR.
Sembari mendengarkan khotib lagi, sekilas ada pikiran......bagaimana kalau saya gagal? Bagaimana kalau setelah saya maju ke depan, ternyata tidak ada tempat sama sekali? Haruskah saya membuat target yang lebih masuk akal, seperti mengambil koran bekas dan shalat di luar seperti para jamaah lain yang tidak mendapatkan shaf di dalam? Doa pun saya panjatkan...."Ya Allah, berikanlah hamba kesempatan untuk shalat di shaf yang hamba inginkan....atau tempat dimanapun yang menurut Engkau paling baik...". Itu namanya IKHLAS.
Setelah khotib selesai ceramah, qomat pun berkumandang.....saatnya eksekusi. Berlombaan dengan puluhan ( kalau tidak ratusan ) jamaah lain yang berebut untuk mendapatkan shaf yang tersisa. Shaf demi shaf saya lalui sampai akhirnya menemukan tempat yang hanya pas untuk satu orang....Alhamdulillah. Setelah tenang, saya melihat sekeliling..terlihat beberapa jamaah yang belum beruntung dan harus mau untuk shalat di area parkir. Kemudian saya perhatikan shaf tempat saya berdiri saat ini, ternyata shaf yang persis sama dengan tempat yang saya bayangkan padasaat duduk di anak tangga tadi......Subhanallah. Ketika hendak mengucapkan niat, ternyata di depan saya masih ada tempat yang kosong. Yesss....lebih maju satu shaf dari target yang ditetapkan. Mungkin memang ini tempat yang terbaik bagi saya.
Setelah shalat pun saya merenung, kalau tadi saya bisa....harusnya di hal lain juga bisa, seperti dalam urusan bisnis. Now, it's time to get action.