Kisah Sukses member TDA Surabaya (Samsul Bachtiar)

5.2.09
Miniaturindo.....perusahaan ini mempertegas karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari atau bangsa yang berbasis maritim. Mas Samsul Bakhtiar sebagai owner sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Miniaturindo memulai perusahaan ini dari sebuah kamar.

Ya, sebuah kamar. Mirip-mirip Bill Gates ya, yang memulai bisnisnya dari garasi. Kini, bisnis yang dibesut sejak tahun 2000 ini telah merambah mancanegara berkat sebuah kamar. Dari kamar itulah Mas Samsul bersama saudaranya memperkenalkan dan memasarkan produk-produk miniatur kapal dan pabrik-pabrik berbahan fiberglass kepada warga internasional melalui internet.

Miniaturindo memposisikan diri mengerjakan pesanan miniatur kapal atau pabrik saja. Jadi mereka tidak menerima pesanan miniatur arsitektur rumah. Posisi ini diambil tidak lepas dari latar belakang akademis Mas Samsul yaitu sarjana perkapalan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Semangat maritim ini benar-benar menjadi andalan Miniaturindo dan telah mendapat pengakuan dari para pelanggan mereka dari negara asing. Detail mesin kapal, mulai lambung sampai dengan geladak menjadi keunggulan Miniaturindo.

Selama ini, beberapa produsen miniatur di Indonesia lebih banyak yang bergerak dalam membuat miniatur rumah atau pesawat. Disinilah perbedaan Miniaturindo. Miniatur pesawat cenderung tetap model-modelnya, begitu juga dengan arsitektur rumah yang tingkat kesulitannya tak begitu tinggi. Kapal justru sebaliknya, sangat banyak sekali jenisnya dan dibutuhkan penguasaan detail rancang-bangun mesin kapal sehingga sangat sedikit pemain di bisnis miniatur kapal ini.

Keunggulan Miniaturindo ini menjadi bekal mereka menaklukkan pelanggan asal Iran yang memesan miniatur kapal tanker yang sekaligus menjadi kapal tempat mengolah minyak mentah.

“Awal masuknya pesanan dari negara asing berkat blog untuk promosi miniaturindo. Khan di TDA [Komunitas Tangan di Atas] waktu itu disarankan agar masing-masing anggotanya memiliki blog,” jelas Samsul. Pertama, lanjut Samsul, saya membuat dalam bahasa Indonesia. Ternyata tak ada respon sama sekali. Baru setelah mengubah posting di blog tersebut dalam bentuk bahasa Inggris, akhirnya masuk pesanan dari negara-negara asing.

Beberapa pelanggan mancanegara Miniaturindo antara lain berasal dari negara Jepang, Amerika Serikat, dan Iran. Berkat pesanan dari warga-warga asing inilah, Miniaturindo akhirnya berkenalan dengan sistem pembayaran PayPal yang kerap digunakan perusahaan yang bertransaksi melalui internet. Berkat pelanggan dari negara asing tersebut, Miniaturindo mampu menggelembungkan pendapatannya. Pada sebuah kesempatan, Mas Samsul menceritakan bagaimana impiannya yang ditulis bersama-sama anggota Mastermind Surabaya 1 pada awal tahun 2008.

Saat itu, Miniaturindo ditargetkan memperoleh pendapatan Rp500 juta dalam satu tahun. Rupanya apa yang ditulis tersebut tak berhenti dalam bentuk tulisan di selembar kertas, namun benar-benar menghasilkan pendapatan sebesar itu bagi Miniaturindo. “Hal ini baru
saya sadari saat saya membongkar berkas-berkas dan menemukan lembar impian MM Surabaya 1. Pada tahun 2009, apa yang ditulis rekan-rekan pada 2008 hampir semuanya terealisasi. Inilah salah satu berkah bersilaturahmi di TDA,” katanya.

Memasuki 2009, perusahaan yang berbasis di Sidoarjo-Jawa Timur ini mulai melembagakan diri dalam bentuk CV. Proses legalisasi bisnis ini tentu membawa banyak konsekuensi, termasuk diantaranya keharusan membayar pajak. “Kami mau tidak mau harus siap menghadapinya sebab kami ingin bisnis ini bisa berkembang terus. Bahkan impian kami menghantarkannya menjadi go public di pasar modal,” papar Samsul.

Selain melembagakan diri dalam CV, Miniaturindo juga mencanangkan tahun 2009 sebagai tahun membidik pasar dalam negeri. Cukup unik ya... Setelah menaklukkan negeri asing, baru mereka merangsek ke dalam negeri. Biasanya khan unggul di dalam negeri, lantas mulai merambah pasar luar negeri. Jadilah Miniaturindo sebagai jago luar kandang sekaligus calon jago kandang.

Sebuah perjalanan baru sedang diawali oleh Mas Samsul dengan Miniaturindo-nya. Perjalanan yang merupakan rangkaian dari langkah-langkah kecil dan terakumulasi menjadi sebuah lompatan bisnis. “Saya sempat bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang perkapalan di Surabaya dan sering membuat miniatur kapal-kapal untuk keperluan membangun sebuah kapal. Rupanya ini menjadi modal penting dalam mengembangkan perusahaan ini,” jelasnya.

Selepas dari perusahaan itu, Samsul sempat memasuki beberapa jenis bisnis. Namun ujung-ujungnya Samsul kembali ke habitat bisnisnya: miniatur kapal.


Ditulis oleh : Rachmad Hidayatullah (Hermes Media)

0 comments: