Radio dan seminar

25.3.09
Naskah ini merupakah salah satu apresiasi saya pada Bu Diah Yusuf dan rekan-rekan Panitia Milad III TDA. Seluruh lini publikasi dimasuki oleh para panitia. Termasuk diantaranya yaitu radio.

Menjelang Milad III TDA, saya diundang untuk berpartisipasi dalam talkshow di Otomotion FM 97,5 FM. Sebuah radio yang menjadi anak perusahaan Kompas Gramedia Group.

Temanya seputar cara memulai bisnis dan mengelolanya, sekaligus ajakan untuk menghadiri Milad III TDA. Rupanya, sudah banyak generasi muda yang sebenarnya tertarik untuk berbisnis, tetapi mereka belum tahu bagaimana caranya.

Demikian simpulan sementara saya setelah turut serta dalam talkshow yang diadakan pada 22 Februari 2008 itu. Dengan semakin menurunnya kesempatan kerja, menjadi pengusaha pada awalnya bisa dijadikan alternatif untuk bekerja.

Muda-muda mulai usaha
Pertanyaan-pertanyaan yang masuk kebanyakan berasal dari para muda yang masih berstatus mahasiswa dan perlu dicatat bahwa pertanyaannya pun sudah bukan ‘bagaimana memulai bisnis’.

“Pertanyaan mereka sudah mengarah kepada bagaimana cara mengembangkan bisnis. Inilah bukti konkrit bahwa saat ini semangat untuk berbisnis sudah tumbuh subur pada usia-usia yang masih sangat muda.”

Tentu ada juga yang masih kebingungan bagaimana memulai usaha. Kebingungan apa yang kerap dilontarkan? Beberapa pertanyaan yang dikemukakan oleh pemirsa Otomotion FM rata-rata berkutat tentang bagaimana cara mendapatkan modal tambahan untuk mengembangkan usaha mereka.

Kala itu, saya mengajukan jawaban-jawaban berikut ini: pergunakan modal yang ada, kalau memang tidak ada modal, harus berani start small. Lantas jangan terlalu idealis dan buang gengsi jauh-jauh.

Modal juga bisa ditimba dari trik menekan gaya hidup berlebihan. Jadi keuntungan yang dikumpulkan tidak langsung dibelanjakan, tapi diputar dulu menjadi modal.

Disini dibutuhkan kesabaran agar jangan terlalu cepat pengen mendapatkan hasil. Saat itu saya nyatakan: Nikmati prosesnya...

Intinya adalah ikhlas. Orang bisa stress karena dia tidak rela menerima dengan apa yang dia alami. Dia ingin memaksakan segala sesuatu itu sesuai dengan kehendaknya. Walaupun ternyata apa yang dia inginkan itu belumlah tentu baik buat dia kelak.

Saya percaya bahwa Allah SWT sudah memilihkan yang terbaik buat saya. Walaupun saat itu mungkin kehendak saya tidak sejalan dengan takdir yang Allah SWT berikan.

Bila diringkas, intinya adalah selalu ikhlas dan berbaik sangka kepada Allah SWT. Karena apapun yang kita alami, maka hal itu adalah kejadian terbaik yang dipilihkan oleh Allah SWT untuk kondisi kita saat itu. Simpel khan?

Selain soal permodalan, para penanya juga kerap menggali tips marketing. Saat itu saya memberi masukan pada mereka untuk mencari ilmu dengan membaca buku, menyimak pengalaman orang, ikut seminar, dan lain-lain.

Hasil dari berburu ilmu marketing ini, mesti langsung dicoba satu-satu. Diantara hasil praktek itu tentu ada yang berhasil dan ada juga yang gagal. Strategi marketing yang berhasil harus dipertahankan. Sedangkan yang gagal, singkirkan saja sambil mencari cara baru lagi.

Sempat terbesit, mengapa Otomotion FM tertarik menggandeng TDA pada talkshow itu. Namun saya tersadar bahwa semua media telah menangkap demand masyarakat untuk memperoleh informasi yang lebih luas mengenai bagaimana caranya menjadi seorang entrepreneur.

Oleh karena itu media sekarang sangat membutuhkan figur-figur pelaku bisnis yang bersedia untuk sharing dengan audience mereka. Sebelum ini, ternyata program talkshow ini pun sudah mengundang banyak member-member TDA untuk hadir di Otomotion FM.

Alhamdulillah...dari talkshow ini TDA dan Otomotion FM sepakat bahwa sharing-sharing yang telah dilaksanakan layak untuk diteruskan.

Tindak lanjut dari kerjasama ini sangat berarti karena menjadi jalinan simbiosis-mutualisme. “Bagaimanapun setiap bisnis memerlukan publikasi dari media dan media akan selalu membutuhkan narasumber.”

Seperti talkshow-talkshow sebelumnya, saya merasa enjoy dengan suasana talkshow di Otomotion FM. Ada perasaan nikmat pada saat kita berbagi kepada orang lain, apapun itu bentuknya.

Rupanya beberapa peserta talkshow itu berlanjut menjadi lead-nya Adila Group. Beberapa diantara mereka masih bisa saya lacak, karena mereka menghubungi saya. Sebagian lain tak terlacak dan kebanyakan mereka langsung menghubungi General Manager (GM) saya.

Bahkan beberapa diantara mereka, saya ketahui dari GM. Alhamdulillah, silaturahmi terus berlanjut. Bertambah lagi nikmat yang mesti kita syukuri yakni bertambahnya saudara dari silaturahmi ala talkshow.

Dalam waktu dekat saya diundang sharing ke Malang oleh EU Malang, trus pada 30 April 2009 talkshow di Stikom Surabaya. Dilanjutkan 4 April 2009 diundang ke Universitas Jember.

Disini saya baru merasakan bahwa talkshow dengan format seminar ternyata lebih enak dibandingkan di radio. Bukan bermaksud meremehkan radio lho...

Saat seminar, ada interaksi yang intens antara narasumber dengan audience. Saya bisa mengubah style sesuai mood pesertanya. Sementara di radio kurang leluasa melakukan hal itu. Kita harus taat pada rundown dari penyiar.

Benang merah talkshow
Ada benang merah dari tiap materi yang saya disampaikan di tiap talkshow; bahwa kalau mau jadi pengusaha ya langsung action. Tak usah terlalu banyak alasan. Siapkan targetnya, tapi nikmati prosesnya.

Jangan cari yang instan. Namun bukan berarti saya melarang untuk menjadi pewaralaba. Jangan dikira mengambil waralaba gampang lho... Banyak franchisee yang gagal justru gara-gara mereka sendiri yang belum siap.

Mengambil franchise termasuk juga proses pembelajaran. Jadi nikmati aja...

Entah untung atau rugi, jalani dan nikmati prosesnya. Tapi tetap hitungannya sebab ada perbedan besar antara optimis dan bunuh diri. Contoh gampangnya, kalau kita pas naik mobil dan di depan ada jurang, kita khan ngga perlu harus masuk jurang dulu sebelum ambil keputusan untuk ngerem. Jadi tetap ada hitung-hitungannya.

Berarti ada hal-hal yang kalau kita mau berpikir dan belajar harus diwaspadai dan dipahami. Jangan asal jalan dan asal tabrak.

Kini kesadaran berbisnis telah menjalari berbagai kalangan. Kesadaran akan pentingnya jiwa entrepreneurship sudah diinsyafi oleh semua orang. Mulai yang muda hingga yang sedang menyongsong pensiun dari kantornya.

Saat ini semakin banyak perusahaan yang mempersiapkan para karyawannya yang menjelang pensiun dengan bekal entrepreneurship. Beberapa waralaba bahkan membidik para calon pensiunan sebagai calon pewaralaba.

Kembali pada talkshow, acara ini merupakan acara rutin dan pada kesempatan itu khusus mengangkat tentang Milad III TDA. Rupanya publikasi di radio ini cukup efektif dalam menambah jumlah peserta Milad II TDA.

Beberapa pemirsa radio ini bergegas mendaftar Milad III TDA. Nambah lagi dech saudara yang berminat wirausaha. Jadi, saya tunggu kabar dari rekan-rekan yang sedang memulai berbisnis...c u @ the top...

0 comments: